Semua orang tentu mengenal makanan gorengan. Bukan hal sulit
menemukan penjual gorengan di jalanan. Tidak bisa dipungkiri, banyak
orang yang doyan makan gorengan.
Fenomena ini rupanya ditangkap oleh Riyadh Ramadhan, seorang
mahasiswa berusia 19 tahun, lulusan SMA Al Hikmah Surabaya. Dia jeli
melihat makanan gorengan sebagai potensi untuk berbisnis.
Riyadh menceritakan, aktivitas bisnisnya sebenarnya sudah dimulai
sejak dia duduk di bangku Sekolah Dasar. Ketika itu dia biasa menjual
mainan anak-anak dan gambar tempel kepada teman-teman sekolahnya. Dia
mengatakan inspirasi menjadi pebisnis didapat dari kedua orang tuanya
yang juga pebisnis yang sukses mengelola lembaga pendidikan.
Proses Riyadh terjun ke bisnis makanan gorengan ini dimulai ketika
dia masih berusia 16 tahun, saat masih duduk di bangku SMA. Tahun 2009,
berawal dari hobi memasak dan melihat peluang usaha, dia berinisiatif
menjual gorengan kepada teman-teman sekolahnya. Semua itu awalnya dia
lakukan secara otodidak.
"Saya melihat di Surabaya banyak penjual gorengan, lalu saya berpikir untuk membikin sendiri," kata Riyadh.
Dengan restu dan izin kedua orang tuanya, Riyadh memulai bisnis
gorengannya di sekolah. Awalnya dia sempat merasa risih dan malu karena
banyak teman yang mengejeknya.
Namun dia tetap berpikir positif untuk terus mengembangkan bisnisnya.
Setelah berjalan setahun ternyata bisnis gorengannya makin laris hingga
dia berpikir untuk membuka kafe gorengan di mal.
Dengan bekal keuntungan setahun dan bantuan dana dari orang tuanya,
Riyadh mulai membuka kafe gorengan di salah satu mal di Surabaya dengan
nama Go Crunz. Di kafe itu dia menyediakan menu gorengan, seperti
kentang, jamur, ayam, dan otak-otak ikan. Selain gorengan, dia juga
menyediakan beragam pilihan minuman.
Dengan harga Rp 6.000-Rp 9.000 per kotak yang berisi empat sampai
lima gorengan ternyata banyak orang menyukai gorengan Riyadh. Tak
seberapa lama, dia pun membuka dua gerai baru.
Dari ketiga gerai itu, total omzet yang didapatnya mencapai Rp 120
juta per bulan, dengan laba sekitar 40 persen dari omzet. Pada Oktober
2010 Riyadh pun resmi menawarkan kemitraan usaha. Hingga kini Riyadh
telah memiliki 12 gerai usaha yang tersebar di beberapa kota, antara
lain Jakarta, Bekasi, Malang, dan Balikpapan.
Meraih kesuksesan di usia muda mungkin menjadi impian banyak orang.
Namun bagi Riyadh Ramadhan impian itu kini telah diraihnya menjadi
kenyataan. Bisnis gorengannya tumbuh cukup 'subur'.
"Saya ingin beberapa tahun ke depan bisa go international," ucapnya.
Kisah sukses bisnis gorengan berhasil mengantarkan Riyadh dinobatkan
sebagai Entrepreneur Termuda 2010 versi Kementerian Koperasi dan Usaha
Kecil Menengah.
sumber : merdeka.com
No comments:
Post a Comment