Saturday, April 14, 2012

Seberapa Penting Pacaran Sebelum Menikah.?? Psikologi menjawab

image from google
Jika pernyataan ini di survey pada generasi Abad ke 21, saya memperkirakan akan mendapatkan data yang sangat signifikan dengan asumsi anda bahwa Pacaran Very-very Important this century”. Why? Berdasarkan hasil wawancara dan observasi saya beberapa hari ini terhadap fenomena di atas, saya mendapatkan data-data seperti berikut ini.
Apa Pentingnya Pacaran: 
  • Penjajakan; untuk mendapatkan pasangan yang ideal maka kita harus mengetahui karakter pasangan kita terlebih dahulu.
  • Sebagai motivasi; dengan adanya pacar maka akan tetap semangat menjalani hari-hari, apalagi selalu ditemani pacar.
  • Pengisi waktu luang…ternyata ada juga lho, orang pacaran hanya untuk mengisi waktu luang.
  • Sebagai tempat curhat…menjadi seorang pacar, harus juga multi talenta, yang harus dikuasai adalah ilmu psikologi, dan ilmu konseling… (intinya carilah pacar orang psikologi)
  • Menguji cinta sejati; menurut generasi abad ini, cinta sejati harus diuji terlebih dahulu.
Melihat fenomena diatas, psikologi mempunyai jawaban lain. Jawaban yang bisa diberikan seperti berikut ini:
  1. Pasangan ideal memang harapan semua orang. Tapi, kita harus tahu bahwa, idealisme tidak akan pernah sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya. Idealisme yang terlalu tinggi atau terlalu “kaku” akan mempersulit mendapatkan harapan kita. Intinya bahwa, kita harus memandang orang apa adanya, yang dituntut adalah bagaimana cara kita menerima karakter orang tersebut. 
  2. Pacaran sebagai motivasi. Saya setuju dengan pendapat ini. Tapi jika di tela’ah lebih dalam, motivasi yang berasal dari ekstenal (pacaran) itu sangat berbahaya. Jika objek eksternal itu hilang, dapat dibayangkan, berapa banyak nyawa melayang sia-sia. Saya lebih menyarankan motivasi apapun itu, dibangkitkan dari dalam, motivasi eksternal itu hanyalah pemicu. 
  3. Fakta yang ketiga dan yang keempat diatas akan saya gabung analisisnya. Pengisi waktu luang dan tempat curhat. Semua manusia membutuhkan perhatian dan sanjungan. Pacaran dengan alasan ini adalah yang terbanyak. Bahkan seorang yang lagi mabuk cinta, bisa menelpon berjam-jam hingga larut malam. Intinya bahwa mereka membutuhkan perhatian dan pengakuan. 
  4. Cinta sejati. Jika pernyataan ini di tanyakan pada orang psikologi, maka jawabannya adalah “no comment, why?. Bukan karena orang orang psikologi tidak punya cinta, tapi dengan jawaban yang ilmiah bahwa cinta sejati tidak akan pernah abadi. Coba ingat kembali cerita cinta sejati “Romeo and Juliet” akhirnya adalah kehancuran. Yang ingin saya garis bawahi adalah, apakah cinta sejati dapat mempertahankan sebuah rumah tangga? Jawabannya juga tidak. Why? Karena perjalanan sebuah rumah tangga selalu diterpa masalah yang silih berganti seiring dengan berjalannya waktu. Okey cinta sejati pada tahap ini bisa mempertahankan. Tapi ingat bahwa manusia mempunyai sifat dan rasa bosan, apalagi terhadap pasangan yang tidak lagi semenarik dulu. Perasaan bosan akan mengikis rasa cinta. Silahkan lihat fakta bahwa berapa banyak keluarga yang gagal karena kasus ini, bisa dilihat angka perceraian dan perselingkuhan dari tahun ketahun dan motif-motif yang mendasarinya. Sebuah rumah tangga akan tetap eksis, bukan karena cinta, tetapi karena sebuah komitmen membangun rumah tangga. 
sumber : psychologymania.com

No comments:

Post a Comment